Minggu, 09 September 2012

Muhasabah dari ORGIL (Orang Gila)

Pernahkah kita berpikir, mengapa orang gila selalu sehat? Beberapa kali kita berusaha memikirkan mengapa orang gila tidak pernah sakit? Tidak pernah kita melihat sekali pun ada orang gila kerokan di pinggir jalan, meminum obat, memakai koyok, atau bahkan sakit gigi sekalipun. Jawabannya adalah KARENA MEREKA TIDAK PERNAH STRESS !!! Meski mungkin sebelumnya sempat stress lantas menjadi edan. Orang gila tidak pernah sakit karena mereka tidak pernah stress. Mereka tidak pernah berpikir macam-macam. Makanan apa pun mereka makan. Tidak seperti kita. Sudah ada ayam goreng, masih mencari sate kambing. Sudah ada soto kerbau, masih mencari pizza, hotdog, dan lain sebagainya. Sedangkan orang gila tidak pernah minta makanan macam-macam. Makanan apapun asal namanya makanan tetap mereka makan. Bahkan nasi basi pun mereka makan.

Kedua, orang gila itu selalu qona’ah. Mereka itu "nrimaan". Menerima apa pun pemberian Allah SWT kepadanya. Tidak pernah menuntut macam-macam. Tidak seperti kita. Sudah diberi sepeda, masih minta motor. Sudah punya motor, masih minta mobil. Rumah sudah bagus, masih saja selalu merasa ada yang kurang. Akhirnya beli ini beli itu, renovasi ini renovasi itu. Ujungnya hutang sana sini untuk kebutuhan tersebut. Nah, ketika hutangnya sudah menggunung, jatuh sakitlah dia.


Orang gila itu entah punya pakaian ataupun tidak, mereka santai saja. Kalau mengantuk, ya tidur saja. Mereka tidak butuh tikar, apalagi kasur atau springbed. Ada lho diantara kita yang tidak bisa tidur di atas tikar. Gara-garanya karena sudah terbiasa tidur di springbed. Tidur tanpa AC juga tidak bisa.


Orang gila jarang sakit juga adalah karena mereka selalu berbahagia. Nyatanya mereka tampak selalu tersenyum. Betul kan? Orang yang selalu tersenyum pasti hatinya bahagia dan tenteram. Everything is running well, bahasa kerennya. Semuanya berlalu dengan baik-baik saja. Tidak pernah ada masalah. Kalaupun ada masalah, dia menganggap itu sebagai hiburan yang menyenangkan. Maka dia senantiasa tersenyum.


Nah, kalau kamu semua ingin selalu sehat jadilah “orang gila”. Maksud saya, hiduplah dengan qona’ah, nerima, tidak usah punya keinginan macam-macam dan selalulah tersenyum. Mudah-mudahan kamu sehat selalu. (el Qori)

Sabtu, 08 September 2012

Hati-hati mengatakan benci !

“...dan bisa jadi kamu benci sesuatu padahal dia baik untukmu, dan bisa jadi kamu cinta sesuatu padahal dia buruk bagimu.” (Q.S. Al Baqarah : 216)

Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa, "batas antara cinta dan benci hanyalah setipis rambut.” Benarkah demikian? Bagaimana dengan bukti ilmiahnya?

Semir Zeki dan John Romaya, peneliti dari University College London, telah membuat peta sirkuit syaraf otak orang-orang yang terlibat cinta. Mereka berdua meneliti 17 orang yang sedang membenci seseorang, sebagian besar dari orang yang dibenci tersebut adalah orang yang pernah dicintai. Kepada masing-masing responden ditunjukkan foto orang yang dibenci selama 16 detik dan pada saat yang bersamaan alat scanner memetakan aktifitas  otak mereka. Hasilnya menunjukkan adanya dua wilayah (sektor) otak yang sama-sama aktif ketika ada rangsangan emosi benci maupun cinta. Dua sektor tersebut dinamakan Putamen dan Insular Cortex.

Putamen berfungsi mempersiapkan gerakan tubuh sehingga bisa menjadi aktif saat bersiap membela orang yang dicintai atau bersiap menyerang orang yang dibenci. Sedangkan insular cortex berhubungan dengan perasaan tertekan seperti rasa cemburu. Selain itu, ditemukan pula fakta bahwa frontal cortex (sektor yang berhubungan dengan kegiatan pertimbangan dan alasan) bekerja kurang aktif ketika berhadapan dengan orang yang dicintai. Ini mengakibatkan daya kritis berkurang pada mereka yang jatuh cinta. Sebaliknya, sektor ini tetap aktif ketika berhadapan dengan orang yang dibenci.

Zeki dan Romaya mendapati bahwa aktifitas otak selaras dengan tingkat kebencian atau kecintaan terhadap satu obyek. Akhirnya, Zeki pun mengusulkan agar brain scanning digunakan dalam pengadilan untuk mendeteksi apakah ada rasa benci (yang tinggi) yang dimiliki tersangka terhadap korban dalam kasus 
Maka kesimpulannya, sektor otak yang digunakan untuk emosi cinta dan benci adalah sama. Maka berhati-hatilah, jangan terlalu cinta pada sesuatu dan juga jangan terlalu benci karena hal itu sewaktu-waktu bisa berbalik. 

Finally, jangan terlalu cinta kecuali kepada Allah dan Rasul-Nya.  Cintailah sesuatu dengan sangat sederhana (el qori)

Senin, 13 Agustus 2012


5 Kalimat yang Diucapkan Oleh Barang yang Disedekahkan

Dari sayyidina Ali bin Abu Thalib, menerangkan bahwa Rasulullah saw tlah bersabda : barang yang di sedekahkan apabila sudah lepas dari tangan orang yang memberikan, ketika akan di terima oleh orang yang menerima, dia mengucapkan 5 kalimat :

1. Aku adalah barang yang kecil lagi sedikit nilainya, sedang engkau (dengan sedekah) telah membesarkan aku di hadapan Allah.

2. Aku semula barang yang hanya sedikit, sedang engkau telah menjadikan sesuatu yang banyak dalam pandangan Allah.

3. Aku semula adalah musuhmu, sedang engkau telah menjadikan aku sebagai teman karib.

4. Aku semula adalah barang yang mudah rusak, sedang sekarang engkau telah mengabadikan aku.

5. Aku semula engkau jaga dari pencuri, sedang sekarang aku menjagamu dari amuk api neraka.

subhanallah,,,

keep shadaqoh,,,

Jumat, 17 Februari 2012

Hati-Hati Cermin di Toilet Umum !

Banyak kasus orang memasang cermin dua arah di dalam ruang ganti pakaian wanita, namun tidak menutup kemungkinan juga di ruang ganti pria.

Sangat sulit untuk secara jelas mengidentifikasi permukaannya hanya dengan melihatnya saja. Lalu bagaimana kita dapat menentukan dengan pasti apakah cermin tersebut adalah cermin biasa atau cermin dua arah ?

Kalau di kantor polisi, apalagi di ruang interogasi, sudah bisa dipastikan cerminnya dua arah. Tapi untuk di public area, ada caranya. Lakukan tes sederhana (tes kuku jari).

Letakkan ujung kuku kamu di atas permukaan cermin. Jika ada jarak (gap) antara kuku dan bayangan kuku kamu di cermin, bisa dikatakan bahwa cermin itu adalah cermin biasa. Tapi jika kuku kamu langsung menyentuh bayangan kuku kamu di cermin, hati-hati !

Karena itu adalah cermin dua arah. Ingatlah selalu, setiap kali kamu melihat cermin di tempat-tempat umum seperti disebutkan di atas, lakukan tes kuku jari. Mudah dilakukan dan ini mungkin bisa menyelamatkan kamu dari “perkosaan visual”. (*/berbagai sumber)